Runtuhkan Jeruji Penjara Anda
Puji Astuti Official Writer
Pernahkah Anda mendengar tentang kisah anak unta dan ibunya? Suatu hari seekor anak unta bertanya pada ibunya, "Ibu, mengapa kita memiliki kuku kaki yang begitu besar?"
Sambil menunduk ke arah anaknya, ibu unta itu menjawab, "Tuhan menciptakan kita dengan kuku sebesar itu untuk sebuah tukuan yang khusus, yaitu untuk menjaga kita agar tidak terbenam di pasir.
"oh.. begitu ya. Lalu mengapa bulu mata kita begitu panjang bu?"
"Ini untuk melindungi mata kita dari pasir yang beterbangan.."
"Lalu bu, mengapa kita mimiliki punuk yang begitu besar?"
"Itu untuk menyimpan lemak sehingga kita memiliki energi yang cukup untuk berpergian jauh di padang gurun yang panas!"
"Baiklah, sekarang aku tahu!" Anak unta itu merenggangkan lehernya dan menatap ibunya. "Kuku besar menjagaku agar tidak terbenam di pasir, bulu mata panjang untuk menjaga mata kita dari pasir, dan punuk untuk menyimpan energi ketika perjalanan jauh.. lalu apa yang sedang kita lakukan di kandang ini di tengah-tengah kebun binatang?"
Seperti anak unta itu, kita juga harus mengajukan pertanyaan yang sama. Saat sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan merampok retina mata saya, awalnya saya mengunci diri dalam sebuah ruangan dan mengasihani diri sendiri dalam kepahitan. Di usia 32 tahun dengan tiga orang anak laki-laki yang masih kecil dan seorang suami yang masih membutuhkan saya, kebutaan seperti mempermainkan hidup saya dengan kejam. Tanpa daya, saya berjalan mondar-mandir dengan langkah-langkah yang berat dan sedih.
Sebulan kemudian, dalam keadaan putusasa, cemas, dan kelelahan karena mondar-mandir di kamar yang suram, sesuatu menyentuh saya untuk melihat melampaui keadaan dan kemalangan kehidupan saya. Dalam kabut kemurungan, hati saya melihat kebenaran dan kenyataan yang telah saya lewatkan: Yesus dengan tangan yang direntangkan, sedang memegang kunci untuk membuka pintu penjara kehidupan saya. Seperti biasanya, Dia berbisik, "kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:32).
Saya menelan lidah saya. Sorga! Apa yang selama ini saya pikirkan? Saya telah ditipu, saya merindukan kebenara-Nya, belas kasihan-Nya, dan kesetiaan-Nya. Sebelumnya saya tidak menyadarinya, dan terpenjara dalam jeruji mengasihani diri sendiri. Dan lebih buruk lagi, saya mendukungnya dengan sikap negatif saya.
Tetapi sekarang, dengan kebenaran Tuhan bergema dalam hati saya, semuanya berubah. Telinga saya menjadi lebih peka akan suara Tuhan: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Dengan dilengkapi oleh jaminan kekal yang Tuhan berikan, janji pengharapan dari-Nya, dan tuntunan yang Ia berikan bagi masa depan saya, jeruji-jeruji penjara itu runtuh dan saya keluar menjelajahi padang gurun kehidupan bersama Tuhan. Saya berjalan melalui panas dengan sebuah tujuan. Saya bertekun dibawah terik matahari. Saat dahaga menyerang, saya disegarkan oleh wawasan dan hikmat Tuhan. Iman dan kepercayaan saya kepada Tuhan membuat saya tidak ditenggelamkan oleh pasir ketidakamanan.
Apakah hari ini Anda berada dalam penjara kehidupan juga? Datanglah pada Yesus, Dia memegang kunci kebebasan Anda. Keluarlah, dan jelajahi kehidupan bersama Tuhan, karena untuk itulah Anda diciptakan. Anda tidak diciptakan untuk berada dibalik jeruji mengasihani diri. Anda diciptakan untuk menaklukan badai kehidupan.
Disadur dari tulisan: Janet Perez Eckles, penulis free lance dan kontributor bagi dua belas buku, salah satunya adalah Chicken Soup
Halaman :
1